Thursday, July 24, 2008

Sence Rumbarar Diculik, diperkosa, dibunuh & dibuang di Tapioka Nabire

Laporan:
YONES DOUW*

Nabire- [Biro Keadilan dan Perdamaian GKIP-Kingmi, Nabire Papua Barat]
, Kasus penculikan, pemerkosaan dan pembunuhan terhadap kaum perempuan Papua kembali terjadi di Nabire. Namun, kali menimpa gadis bocah 12 tahun bernama Agustina Since Rumbarar, murid kelas VI SD Negeri Malompo Nabire.



Sangat sadis memang. Kejadian kamis( 12/09) malam lalu yang merenggut nyawa bocah Sence Agustina Rumbarar dari keluarga Yulianus rumbarar itu diperlukan dengan tidak manusiawi. Pasalnya, pelaku tidak hanya menculik, malahan diperkosa kemudian ia menghabisi nyawanya. Berita itu sangat menggemparkan kota nabire dan sekitarnya .

Alkisah, sebagaimana biasanya, kamis ( 12/09) malam lalu sekeluarga Yulianus bersama anak-anaknya telah lelap dalam rumah. Sang ayah bersama isteri dan anak bungsunya tidur di satu kamar. sedangkan 4 anak lainnya tidur di kamar yang berbeda. Korban Agustina dan dua orang kakaknya tidur di kamar tamu. Tak ada prasangka buruk atau firasat akan peristiwa penculikan sekaligus pembunuhan terhadap anak kedelapan ini

Tak ada hal yang janggal malam itu. Sekitar jam 4 dini hari terdengar teriakan dari salah satu anaknya diruang tamu tetapi karena malam itu lampu mati maka dirinya tak berani melihat. “teriakan dari anak-anak saya dari ruang tamupun sebentar saja sehingga tak lagi keluar dari tempat tidur untuk mengecek anak-anak”, tutur Yulius.

Pada pukul 5 pagi kakak perempuan almarhumah keluar dari kamar tidur melalui ruang tamu ternyata pintu sudah terbuka. Setelah melihat adik-adiknya, ternyata Agustina sudah tidak ada. Ia menduga korban keluar buang air kecil, atau adiknya pergi main-main di rumah tetangga. Mereka (sekeluarga) tidak memastikannya karena selama ini anak-anak SD libur gara-gara aksi mogok mengajar guru-guru.

Namun apa mau dikata, hingga pukul 9 pagi Agustina tak kunjung tiba di ruma. Karena penasaran Yulianus bersama istrinya, Sarah mencari keberadaan. anaknya pada tetangga, kerabat maupun teman-teman dekatnya. Namun, Sence tak juga ditemukan hingga sore hari.

Pencarian dari orang tua maupun warga pun mulai dilakukan sampai malam bahkan mereka melaporkan berita kehilangan pada pihak berwajib dan juga lewat RRI Nabire, tetapi itupun sia-sia.

Malam sabtu keluarga yulian tidak dapat tidur dengan baik malahan berusaha menghubungi kerabatnya ada di sekitar kota Nabire , tetapi semuanya mengaku tak tahu.

Keesokan harinya sabtu(15/09) pagi, Yulian dan para tetangganya sudah kumpul dihalaman rumahnya untuk melakukan pencarian. Mereka membagi beberapa kelompok lalu menyebar di lingkungan sekitarnya sampai pada jam 12 .00 siang masuk lagi di perbukitan Nabarua.

Salah satu kelompok yang masuk mencari di lereng Nabarua, mencium bau tak sedap lalu menelusuri bau tersebut, ternyata jazad seorang bocah perempuan ditemukan dengan posisi telungkup dan ketika jasad anak tersebut bapanya dipeluk dan diangkat oleh ayahnya usus/tariperut yang tercabik-cabik oleh alat tajam yang sudah terburai keluar itu berhamburan.

Malang nasipnya. Kondisi gadis dari bunda Sarah Korwa dan Yulianus Rumbarar tewas mengenaskan. Disekujur tubuhnya banyak luka-luka kena alat tajam. Di testa terdapat luka bekas tikaman. Pada alat kemaluannya rusak total sebab banyak goresan luka. Di ketiak ada belas tikaman. Dan usus terhamburi keluar dari tubuhnya sampai terputus-putu. Diwajahnya banyak goresan luka-luka bahkan dipelipis matanya ada bekas tikaman alat tajam. Usus dikeluarkan dari perutnya lalu dipotong-potong.

”Kondisi seperti itu yang saya temui saat ditemukan mayat Sence yang tak jauh dari rumah kami. Pembunuhan ini sangat sadis yang tak dapat saya terima sampai hari ini”, demikian tutur ayahanda Sance sambil menceritakan kondisi korban saat ditemukan.

Keluarga tak dapat melakukan apa-apa. Mereka menyerahkan sepenuhnya kepada aparat. “kami tak memiliki kemampuan dan wewenang untuk mencari dan menuduh pelaku dengan prasangka buruk. Karenanya, kami serahkan kepada aparat untuk mengusut tuntas. Saya tidak persalahkan pada siapapun sekalipun ada tanda- tanda mengarah akan adanya pelaku sebab itu bukan tugas saya, apalagi sudah diserahkan sepenuhnya kepada aparat untuk menyelesaikan mulai penyelidikan, penyidikan, hingga mengungkap pelaku-pelaku.

Kendatipun belum tentu akan terungkap tetapi kami bergumul, berdoa dan berpuasa agar terungkap masalahnya, sebab Sence yang tak berdosa diperlakukan dengan sangat tidak manusiawi”, terangnya pasrah .
Diakui bahwa kematian bagi manusia kehendak Tuhan, tetapi kenapa Tuhan cepat mengambilnya begitu cepat. “saya tidak menuduh siapun, tetapi itulah kehendak Tuhan yang punya sumber hidup tetapi juga kami mendesak untuk segera selidiki untuk mengungkap persoalan ini. Walapun dalam kematian anak kami, ada banyak kejangggalan untuk terungkap, tetapi kami bukan polisi sebab itu tugas polisi”, tandas pria 10 anak ini

Kematian anak gadis kami itu jebakan-jebakan iblis. Ini mungkin cobaan bagi keluarga kami, walaupun sebagai manusia hati ini hancur sebab darah, roh dan jiwa saya tercabik-cabik. Mereka bukan bunuh anak saya, tetapi membunuh roh, jiwa dan darah saya. dan atas kejadian ini saya tidak bias salahkan siapapun. Kalau saja saya lihat atas perlakuan (darah) anak saya, saya bilang cukup dia perkosa saja jangan disiksa. Bagaimana tidak usus terburai keluar, alat kelamin tercabik-cabik ” terangnya pasrah.

Data Tambahan dari Wawancara di Kediaman korbam dengan keluarga oleh Sek Keadilan dan Perdamaian GKIP-Kingmi Nabire:

Pertama, Sebelum anak ini di bunuh, ada mobil kijang berwarna hitam kaca gelap plat merah masuk putar di halaman lalu kembali-kembali dua kali. Kami pikir ada antar/kasih turun orang, tau-tau tidak kasih turun, padahal dalam mobil itu banyak orang.

Kedua, Sebelum anak itu di bunuh, ada 1 orang pendatang (Mas) datang-datang jual barang-barang 4 kali . Yang ke empat itu, kami tuan rumah semua tidak ada dalam rumah dan anak-anak kecil mereka main-main di halaman Mas pendatang itu diam-diam masuk dan duduk sendirian di dalam rumah lalu bapaknya korban Since Agustina Rumbarar kaget ada orang tak kenal duduk dalam rumah, sehingga bapak since mengatakan: “jika tuan rumah tidak ada didalam tidak boleh masuk sembarang dan orang jual dagang itu harus di luar. Tidak boleh langsung masuk di dalam rumah”. Lalu Mas pendatang mengatakan, di Jakarta susah cari kerja jadi jual-jual barang.

Ketiga, Setelah itu orang mendatang itu keluar lalu pulang. Sejak kejadian pembunuhan sampai tanggal 10 Oktouber 2007 ini orang pendatang itu tidak pernah datang-datang dan bapak Sence cari orang pendatang itu di Nabire tetapi tidak dapat jadi mungkin dia pindah di tempat lain.

Keempat, Menurut Bapanya Sance, sewaktu mas pendatang datang jual barang, saya perhatikan baik-baik pada pakaian dan topi yang dia pakai.. Ia memakai topi terbalik. Ada lambang yang ia sembunyikan. Bapak korban melihat ada lambing kopasus sehingga bapanya sendiri berpikir bahwa ia adalah kopasus yang datang –datang.

Kelima, Since Agustina Rumbarar di bunuh di dalam kebun coklat lalu buang di jurang di bagian kali Nabarua dengan keadaan bugil.

Keenam, Polisi menuduh korban dibunuh oleh bapaknya. Polisi bilang sama bapanya Sence kamu yang bunuh Since Agustina Rumbara toh lalu mamanya/ Ibunya Since langsung jawab jangan tuduh suami saya sebab malam itu saya gelisa jadi pagi subuh saya duluan bangun lalu keluar dari kamar, bapanya masih tertidur.

Ketujuh, Sampai Jam yang kami wawancara belum ada tanggapan dari kepolisian. Setiap keluarga korban pergi ke Polisi untuk menanyakan perkembangan upaya pengungkapan pelaku penculikan, pemerkosa, pembunuh itu, polisi selalu menjawab bapak ibu sabar saja kami sedang usahakan. Keluarga korban masih menunggu kapan pelaku korban Sence diungkapkan.

Kedelapan, Since ini di bunuh jarak 100 meter dari rumah.

--------------

Figurre1: Korban Sance yang diperkosa dan dibunuh

Figure 2: Muka korban Sence di pukul hingga rusak

Figure 3: Sebelum terbunuh

-----
*) Ketua Keadilan dan Perdamaian GKIP-Kingmi Daerah Nabire, Papua Barat

No comments: